Monday, April 20, 2009

Hati-Hati !! Wabah Demam Berdarah Mulai Menyerang...

Demam berdarah. Penyakit itu sudah tidak asing lagi di telinga kita karena di waktu musim hujan penyakit ini pasti terjadi pada sebagian besar dari keluarga atau tetangga kita hingga menjadikan wabah atau biasa disebut Kejadian Luar Biasa di daerah tertentu karena sebagian besar warga di daerah tersebut terjangkit penyakit ini. Penyakit ini tidak pandang bulu, ia menyerang bayi, anak-anak bahkan sampai orang dewasa. Oleh karena itu kita perlu mengetahui lebih mendalam tentang penyakit ini agar dapat mengatasi atau cara menangani penderita demam berdarah dengan cepat dan tepat. Penyakit demam berdarah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue I, II, III dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpitus.

Proses perjalanananya penyakitnya sebagai berikut : Jika nyamuk Aedes aegypti menggigit orang dengan demam berdarah, maka virus dengue masuk ke tubuh nyamuk bersama darah yang diisapnya. Di dalam tubuh nyamuk, virus berkembang biak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan sebagian besar berada di kelenjar liur. Selanjutnya waktu nyamuk menggigit orang lain, air liur bersama virus dengue dilepaskan terlebih dahulu agar darah yang akan dihisap tidak membeku, dan pada saat inilah virus dengue ditularkan ke orang lain. Di dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sistim retikuloendotelial, dengan target utama virus dengue adalah APC ( Antigen Presenting Cells ) di mana pada umumnya berupa monosit atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga terkena.Viremia timbul pada saat menjelang gejala klinik tampak hingga 5 - 7 hari setelahnya. Virus bersirkulasi dalam darah perifer di dalam sel monosit/makrofag, sel limfosit B dan sel limfosit T. Oleh karena itu diagnosa dini infeksi primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari sakit kelima.

Kejadian syok pada penderita demam berdarah dengue dapat terjadi karena kebocoran plasma dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan ikat disekitarnya.

Strategi Upaya Pemberantasan Vektor DBD adalah sebagai berikut:

  1. Penanggulangan nyamuk secara selektif dan terpadu yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat serta melibatkan partisipasi lembaga intersektoral.
  2. Pengamatan penyakit dilakukan secara aktif dengan didukung oleh sistem informasi kesehatan yang efektif
  3. Kesiapan menghadapai keadaan darurat
  4. Peningkatan ketrampilan dan pelatihan

Faktor-faktor Penyebab Munculnya Kembali Wabah DBD adalah sebagai berikut:

  1. pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak memiliki pola tertentu
  2. urbanisasi yang tidak terencana dan terkontrol;
  3. sistem pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih yang tidak memadai;
  4. berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk-nyamuk;
  5. kurangnya sistem pengamatan nyamuk yang efektif;
  6. meningkatnya pergerakan dan penyebaran virus dengu;
  7. perkembangan hiperendemisitas; dan
  8. melemahnya infrastruktur kesehatan masyarakat.

Penatalaksanaan DBD, adalah sebagai berikut:

  1. istirahat di tempat tidur dianjurkan selama fase demam;
  2. obat anti piretik atau pengompresan diperlukan untuk menjaga suhu tubuh dibawah 400C;
  3. mungkin perlu diberikan obat analgesik atau obat sedatif ringan apabila pasien sangat kesakitan;
  4. direkomendasikan untuk memberikan cairan dan elektrolit oral bagi pasien yang berkeringat atau muntah berlebihan
  5. untuk daerah endemis DBD, pasien harus di monitor sampai tidak demam dan setelah jumlah trombosit serta hematokrit dipastikan telah normal kembali.

Belum ada vaksin untuk pencegahan penyakit DBD dan belum ada obat-obatan khusus untuk penyembuhannya, dengan demikian pengendalian DBD tergantung pada pemberantasan nyamuk Aedes aegypti. Tindakan pencegahan dan pemberantasan akan lebih lestari bila dilakukan dengan pemberantasan sumber larva, untuk itu dibutuhkan kerjasama dengan sektor non kesehatan, seperti swasta dan kelompok masyarakat untuk memastikan pemahaman dan keterlibatan mereka dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini perlu pendekatan yang terpadu terhadap pengendalian nyamuk dengan menggunakan semua metode yang tepat (lingkungan, biologi dan kimiawi) yang murah, aman dan ramah lingkungan. Upaya-upaya ini antara lain dengan pengelolaan lingkungan, perlindungan diri, pengendalian biologis dan pengendalian secara kimia. Metode yang digunakan antara lain perubahan habitat fisik vektor, pengelolaan wadah yang penting dan tidak penting pengelolaan dan pemindahan tempat perkembangbiakan alami, pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat, menge ringkan instalasi penampungan air, mengisi lubang pagar, pembuangan ban bekas, botol dan kaleng bekas.Perlindungan diri dilakukan dengan mengenakan pakaian pelindung, obat nyamuk, tirai dan kelambu. Pengendalian biologis dengan memelihara ikan pada tempat penampungan air. pengendalian kimia seperti penaburan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air efektif dilakukan tetapi memakan biaya yang cukup mahal, untuk pengasapan (fogging) akhir-akhir ini ada rekomendasi terbaru bahwa fogging sebaiknya tidak digunakan kecuali dalam keadaan genting selama terjadi wabah atau KLB DBD. Dan jangan lupa masyarakat disarankan melaksanakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) karena tindakan ini masih efektif mnegurangi perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.

Dari uraian diatas penanganan awal pada penderita yang dimungkinkan terkena penyakit demam berdarah atau sudah terkena penyakit ini berdasarkan pengalaman saya pribadi yang pernah terkena ini antara lain :

  1. istirahat yang cukup
  2. minum obat paracetamol (penurun panas)
  3. kompres dengan air dingin
  4. banyak minum air kelapa muda
  5. banyak minum air rebusan daun jambu biji merah atau jus buah jambu biji merah.
  6. usahakan makan yang banyak walaupun ada rasa tidak enak makan.

(diambil sari berbagai sumber)

0 comments:

Post a Comment