Tuesday, May 5, 2009

Rayulah aku, dan aku mungkin tak mempercayaimu. Kritiklah aku, dan aku mungkin tak menyukaimu. Acuhkan aku, dan aku mungkin tak memanfaatkanmu. Semangatilah aku, dan mungkin aku takkan melupakanmu. (William Arthur)
Jika anda membuat seseorang bahagia hari ini, Anda juga membuat dia berbahagia dua puluh tahun lagi, saat ia mengenang peristiwa itu. (Sydney Smith)
Manusia yang paling lemah ialah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu ialah orang yang mendapatkan banyak teman tapi menyia-nyiakannya. (Ali bin Abi Thalib)

Friday, May 1, 2009

How to Stop Procrastination Today

Executive summary about self improvement by Kai Ferra Procrastination robs us of all the precious time in the world. In order to help you stop procrastination, here are a few tips that you can use for everyday: Avoiding Distractions One of the main reasons why a lot of people tend to procrastinate is due to having a non-conducive work environment. Having a room that is quiet and has all the main things you need to concentrate, will help you achieve work in lesser time and to avoid getting distracted. Stop Postponing Postponing tasks also leads to rushed work that is highly flawed in quality and expectations. Making sure that you give yourself all the ample time to finish your task and without any postponements will help you deliver better results that can possibly gain you more time for leisure and fun. Positivity Helps Telling yourself that you are too tired or work is too difficult will eventually lead to procrastination. To stop procrastination, you must learn how to enjoy what you are doing. Convincing yourself that work is easy and light will help drive your feet to finishing the tasks earlier or on time. Overcoming Procrastination - Everything You Need to Know With work and life continuously getting tougher and tougher at every age, people find the need to delay some pending deadlines in hopes of getting a few minutes of rest. In truth, it is perfectly fine to get a break and doze off from work. If you are looking for positive ways on overcoming procrastination, we have lined up some of the best tips that can guide you into becoming more efficient with your work schedule and assignments. Overcoming procrastination will help you drive a huge amount of discipline that is highly needed in every aspect of one's life. If you are feeling tired and restless, you may opt to take the time to take control over your mind through the process of hypnosis. In most aspects, hypnosis helps your mind veer away from the notion of giving up. When the mind decides to give up, this will eventually trigger the body to slow down and to eventually stop working. Being able to achieve work in lesser and quicker timeframes will help you achieve more leisure time. Keeping track of time will also help you in overcoming procrastination. If you have a work schedule lined up for you everyday, making sure that you are right on time for every activity will also help avoid procrastination.

WASPADA FLU BABI SEKARANG JUGA!!

Flu babi yang menular ke manusia berpotensi berkembang di Indonesia. Namun, hampir dapat dipastikan keganasan flu babi Meksiko di bawah flu unggas yang telah mewabah di Indonesia. Kepala Laboratorium Flu Unggas Universitas Airlangga (Unair) CA Nidom mengatakan, flu babi sebenarnya sudah lazim. Penyakit dengan virus H1N1 di Indonesia sudah ada sejak dulu. Subtipe di Indonesia atau H1N1 klasik tidak berbahaya. Tetapi H1N1 tipe Meksiko yang dikenal sebagai flu babi sekarang ini berbahaya. Berdasarkan riset Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, H1N1 tipe Meksiko diduga kuat gabungan flu unggas, flu babi, dan flu manusia. Virus kemungkinan berubah di tubuh babi. Virus yang berubah di tubuh babi lebih mungkin menular ke manusia. manusia dan babi sama-sama mamalia yang cenderung memiliki kesamaan. Sebaliknya, flu unggas tidak bisa langsung ke manusia. Secara teoretis, virus di unggas tidak bisa langsung ke mamalia seperti manusia. Harus ada perantara mamalia lain dan itu kemungkinan besar babi Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi. Hal ini tidak terlalu berbahaya karena tidak terjadi perubahan struktur virus. Pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. Jika hal itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan flu babi bisa berkembang di Indonesia. Salah satu pendukungnya adalah banyaknya peternakan ayam dan babi yang berdekatan Namun, di sisi lain, keganasan H1N1 tipe Meksiko tidak seperti H5N1. Dari sekitar 1.500 kasus di seluruh dunia, baru 150 berakhir dengan kematian. Virus H1N1 cepat menyebar, tetapi daya rusaknya rendah. Sebaliknya H5N1 lambat menyebar. Namun, daya rusaknya amat tinggi Kurang dari sebulan, H1N1 tipe Meksiko sudah menjangkiti ribuan orang. Sementara dalam tiga tahun, kasus H5N1 hanya tercatat sekitar 300 kasus di seluruh dunia Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Chan telah memperingatkan potensi pandemi itu. Mobilitas orang dan produk pertanian secara internasional sangat mungkin menyebabkan perpindahan virus yang menjadi penyebab flu itu. Para peneliti berjuang keras untuk mengetahui karakter virus yang menyerang itu. Secara umum, babi merupakan tempat bertemunya berbagai jenis virus, baik yang menyerang babi itu sendiri, unggas, maupun manusia. Menurut peneliti dari Pusat Penyakit Tropis dan juga dosen Universitas Airlangga, CA Nidom, di dalam tubuh babi memungkinkan terjadinya penggabungan sempurna di antara virus flu. Di dalam tubuh babi, penggabungan antara berbagai jenis virus terjadi. Hasilnya akan memunculkan virus baru yang mengandung material para pendukungnya dengan sifat yang baru pula Tubuh babi merupakan wahana pencampur (mixing vessel) alias tempat koalisi berbagai jenis virus itu. Di dalam tubuh babi virus flu dengan berbagai tipe dan subtipe itu bisa bercampur dan menghasilkan ”anak” virus dengan karakter yang baru. Nidom menjelaskan, hingga saat ini memang hanya di tubuh babi proses pencampuran material genetik virus flu burung mudah terjadi. Hewan ini memiliki perangkat biologis yang memungkinkan pencampuran material genetik virus itu. Ia sendiri meneliti kemungkinan proses itu terjadi pada hewan mamalia lain, seperti kucing dan anjing. Namun, sampai sekarang ia belum menemukan proses itu terjadi di kedua hewan itu. Pencampuran material genetik bermula ketika virus itu masuk ke tubuh babi. Virus flu manusia dan virus flu babi masuk ke sel epitel babi melalui reseptor alfa 2,6 sialic acid, sedangkan virus flu unggas masuk ke reseptor alfa 2,3 sialic acid. Babi memiliki kedua reseptor itu. Di dalam sel babi virus ini mereplikasi. Pada saat virus-virus itu mereplikasi, di antara virus-virus itu bisa terjadi pertukaran material genetik atau yang dikenal dengan istilah antigenic drift. Masing-masing virus memiliki material genetik berupa delapan fragmen. Delapan fragmen itu adalah HA, NA, PA, PB1, PB2, M, NP, dan NS. Fragmen-fragmen itu bisa tertukar hingga terbentuk ”anak” virus dengan sifat yang berbeda. Dalam kasus flu babi Meksiko, penataan ulang itu menghasilkan virus dengan struktur luar sama dengan ”induknya”, yaitu virus flu babi (karena itu virus ini tetap disebut subtipe H1N1), tetapi material di dalamnya berasal dari fragmen virus flu manusia dan flu unggas. Di samping terjadi pertukaran material genetik, kemungkinan pula terjadi antigenic drift, yaitu fragmen-fragmen yang ada bermutasi. Bila ini yang terjadi, ”anak” virus memiliki material genetik yang lebih kompleks. Bila antigenic shift dan antigenic drift terjadi di dalam kasus flu babi di Meksiko, ini merupakan perubahan yang sempurna Nidom mengakui, ia termasuk yang yakin bahwa virus flu babi dan flu unggas untuk sampai menginfeksi manusia harus bertahap. Dalam kasus di Meksiko, ia menduga virus itu tertata ulang di tubuh babi, baru kemudian masuk ke tubuh manusia. Adaptasi virus terjadi pada orang yang pertama terinfeksi virus itu hingga kemudian menular ke orang dengan kecepatan tinggi. Hingga saat ini diketahui bahwa virus flu babi di Meksiko ”berbahan dasar” dari virus yang tersebut tergolong low pathogenic, yaitu virus flu babi subtipe H1N1, virus flu manusia subtipe H1N1 dan H3N2, serta virus flu unggas subtipe H5N2. Sebenarnya, tingkat keganasan virus flu unggas subtipe H5N1 yang mencapai 80 persen itu lebih besar dibandingkan dengan virus flu babi yang hanya 15 persen. Namun, dengan tingkat penyebaran yan Nidom menjelaskan, dari kerangka dasar virus memang diketahui merupakan virus flu babi. Akan tetapi, isi atau fragmen virus itu terdiri dari fragmen virus flu manusia dan virus fl Ada tujuh langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan dalam mewaspadai dan mencegah penyebaran Virus H1N1 atau Flu Babi (Swine Flu). Demikian dikatakan dalam surat edaran dari Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari yang dibacakan langsung oleh Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Prof Dr dr Cissy RS Prawira SpA(K) MSc, di Ruang Pers RS Hasan Sadikin Bandung, Selasa. Tujuh langkah tersebut ialah pertama, sudah terpasangnya thermal scanner (alat pendeteksi suhu tubuh) di terminal kedatangan bandara internasional, kedua, mengaktifkan kembali sekitar 80 sentinel untuk surveillance ILI dan Pneumonia baik dalam bentuk klinik atau virologi. Ketiga, menyiapkan obat-obatan yang berhubungan dengan penaggulangan Flu Babi yang pada dasarnya adalh Oseltamivir yang sama untuk H5N1 (virus Flu Burung), keempat menyiapakan 100 rumah sakit rujukan yang sudah ada dengan kemampuan menangani kasus Flu Babi. Kelima menyiapkan kemampuan laboratorium untuk pemeriksaan H1N1 (virus Flu Babi) di berbagai Laboratorium Flu Burung yang sudah ada, keenam, menyebarluaskan informasi ke masyarkat luas dan menyiagakan kesehatan melalui desa siaga. Terakhir, simulasi penanggulangan Pandemi Influenza yang baru dilakukan minggu lalu di Makasar juga merupakan upaya nyata persiapan pemerintah dalam menghadapi berbagai kemungkinan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau Public health Emergency Internasional Concern (PHEIC) seperti Flu Babi. Menurut Cissy, virus H5N1 jauh lebih berbahaya daripada virus H1N1, terutama di Indonesia (jika dilihat dari angka kematianya). Dikatakannya, kemungkinan virus H1N1 tidak akan mampu hidup di daerah tropis seperti Indonesia, sedangkan H1N1 biasanya hidup di daerah empat musim (kecuali pada saat musim semi dan panas). Ahli kesehatan mengatakan, virus itu berasal dari jenis yang sama yang menyebabkan penularan musiman pada manusia, tetapi juga mengandung materi genetik dari versi flu yang biasanya menjangkiti babi dan burung. Saat ini, empat laboratorium di Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat tengah mengembangkan vaksin flu babi. Vaksin pertama diperkirakan siap dalam 4-6 bulan. Diperlukan beberapa bulan lagi untuk memproduksi vaksin itu dalam jumlah besar Sumber :www.surya.co.id