
Kemudian datanglah masa penciptaan Nabi Adam dan akhirnya beliau diturunkan ke bumi di wilayah yang sekarang bernama India. Selanjutnya beliau berjalan mencari istrinya Hawa dan ternyata disekitar rumah Allah inilah beliau bertemu dan kemudian tinggal lalu beranak pinak. Ka’bah ini menjadi tempat untuk beribadah kepadaNya sepanjang masa, baik masa Nabi Nuh, Ibrahim atau Nabi-Nabi lainnya. Hal ini terdapat dalam Al Quran yang berbunyi : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”. (QS Ali Imran : 96).
Sejarah Perkembangan
Ka’bah dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il setelah Nabi Isma’il berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Hal ini terdapat dalam Al Quran yang berbunyi :” Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanam di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demkian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim : 37)
Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun, bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir bandang yang melanda kota Mekah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar Aswad namun berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menajdi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah, lingkungan ka’bah penuh dengan patung yang merupakan perwujudan dari Tuhan bangsa Arab ketika masa Jahiliyah padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Tuhan tidak boleh disembah dengan menyerupai benda atau makhluk apapun. Patung-patung disekitar ka’bah akhirnya dibersihkan ketika Nabi Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah.
Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Syai’bah sebagai pemegang kunci ka’bah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pada masa khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thallib, Muawiyyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Usmaniyah Turki sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci Mekkah dan Madinah.
0 comments:
Post a Comment